KORANHeadline.com, KENDARI – Riset pengembangan Jeruk Siompu di luar habitat aslinya sebelumnya telah dilakukan di Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah (Buteng). Sama seperti halnya di Kabupaten Buton, niatan baik ini juga mendapat respon positif dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) dan Pemerintah Kabupaten Buton Tengah.
Alhasil, 300 pohon Jeruk Siompu berhasil ditanam Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI), kabar baiknya lagi, jeruk ini menujukkan pertumbuhan yang baik sejak ditanam pada 2023 lalu. “Pengembangan Jeruk Siompu ini bertujuan untuk menyelamatkannya dari kepunahan. Nah, dalam kajian pengembangan Jeruk Siompu kami melakukan penanaman selain di Siompu habitat aslinya, juga di luar habitat aslinya,” beber Ketua Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI) Prof Husna, baru-baru ini.
Lulusan program doktoral Institut Pertanian Bogor (IPB) 2015 berharap, pengembangan di luar habitat aslinya bisa menjadi penyelamat dari kepunahan sekaligus menjadi sumber bibit baru Jeruk Siompu.
“Mudah-mudahan ini bisa cocok. Kalau nantinya yang di Siompu tidak bisa diselamatkan, maka sumber bibitnya ada disini di Mawasangka Buton Tengah. Kami juga melakukan di Kabupaten Buton karena disana juga sejarahnya pernah ditanam Jeruk Siompu rasanya sama dengan aslinya,” ungkap Guru Besar FHIL Universitas Halu Oleo.
Selain fokus pada pelestarian Jeruk Siompu, lanjut dosen program magister dan doktoral UHO, pihaknya juga fokus terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan daun dan kulit jeruk yang diformulasikan menjadi parfum.
“Disini kita juga tidak fokus pada pelestariannya, tapi bagaimana masyarakat bertambah kesejahteraannya dengan melakukan kegiatan bimtek misalnya membuat parfum dari daun jeruk, kulit jeruk. Kita juga ajarkan budidaya secara intensif supaya Jeruk siompu ini selamat dari kepunahan,” beber dosen kelahiran Mawasangka tersebut.
Dalam pelestarian dan pengembangan Jeruk Siompu, lanjutnya, pihaknya mengkombinasikan melalui input teknologi ramah lingkungan Mikoriza. Harapannya melalui sentuhan mikroorganisme ini membantu pertumbuhan tanaman dengan baik.
“Mikoriza merupakan cendawan (jamur, red) yang mampu bersimbiosis dengan tanaman inang dan berperan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Mikozira memiliki hifa eksternal yang membantu menyerap hara makro dan hara mikro, termasuk membantu penyerapan air bagi tanaman. Berdasarkan penelitian 2015, FMA mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi bibit kayu kuku sebesar 31-139 persen terhadap kontrol pada media inceptisol,” papar Prof Husna.
Riset pengembangan Jeruk Siompu ini dimulai sejak 2021 sampai sekarang. Karena keunggulan rasa dan kualitasnya, melalui Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Jeruk Siompu telah dimasukkan sebagai jeruk unggulan nasional melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 742/Kpts/TP.240/7/97. (red/id)