KORANHeadline.com, KENDARI – Warga Desa Mata Wolasi, Kecamatan Wolasi, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) khususnya warga kelompok tani (poktan) tanaman sayuran mendapatkan kunjungan lapangan dari Tim Program Kemitraan Masyarakat Internal (PKMI) Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Halu Oleo (UHO), Sabtu, 31 Mei 2023 lalu.
Tim PKMI ini diketuai Asniah SP MSi, sementara anggota tim yakni Prof Dr Ir Muhammad Taufik MSi, Ir Azhar Anzi MP, Nur Isnaini Ulfa SSi MSi dan Minggu Lestari SP MP. Termasuk Rahmayuni, Dimas Nuralamsyah dan Yovie Natanil yang merupakan dosen Jurusan Proteksi Tanaman Agroteknologi dan Agribisnis, Faperta UHO.
Perguruan tinggi mengemban tiga tugas utama kegiatan akademik, mulai dari penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, yang selama ini dikenal sebagai Tridarma Perguruan Tinggi. Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan kegiatan penerapan IPTEKS yang meliputi kegiatan pengembangan, penyebarluasan dan pembudayaan IPTEKS.
Pengbadian kali ini, tim menyasar Desa Mata Wolasi. Asniah menjelaskan, Desa Mata Wolasi merupakan salah satu daerah penghasil pangan dan sayuran. Tanaman pangan yang dibudidayakan adalah tanaman padi dan jagung, sedangkan tanaman sayuran diantaranya tomat, cabai, kacang panjang, buncis, sawi, dan lainnya. Namun, dalam budidaya tanaman tomat tidak lepas dari permasalahan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Sulitnya mendapatkan pestisida hayati, ramah lingkungan, maka petani masih menggantungkan kepada penggunaan pestisida kimia untuk mengendalikan OPT pada tanaman budidaya termasuk tanaman tomat.
Untuk mengatasinya, tim PKMI terlebih dahulu memberikan bimbingan terkait jenis-jenis OPT yang ada pada tanaman tomat dan membantu petani untuk melakukan diagnosis awal gejala dan penyebab gangguan kesehatan tanamannya.
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2025/01/IMG-20250111-WA0000.jpg)
“Pengendalian ramah lingkungan saat ini terus dikembangkan seiring dengan tingginya permintaan konsumen terhadap pangan sehat (pangan organik). Salah satu pengendalian ramah lingkungan yakni pengendalian dengan menggunakan mikroba yang memiliki kemampuan antagonis sehingga mampu melindungi tanaman dari serangan OPT. Ketersediaan mikroba hayati yang merupakan bahan dasar pengendalian ramah lingkungan masih sangat sulit ditemukan sehingga dibutuhkan pengetahuan petani tentang jenis mikroba hayati dan bagaimana cara memperoleh sendiri,” terang Asniah.
Lebih lanjut, dosen Jurusan Proteksi Tanaman tersebut menjelaskan, isolasi mikroba hayati (antagonis) dapat dilakukan secara mandiri dengan mengisolasi dari tanah perakaran bambu, tanah rumput gajah, tanaman serai wangi, dan lainnya. Tanah perakaran bambu dan rumput gajah diketahui mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman budidaya baik di pesemaian maupun dilapangan diduga adanya mikroba antagonis yang menghuni tanah perakaran tanaman tersebut.
“Penggunaan biopestisida (ramah lingkungan) berbasis mikroba hayati dapat meminimalisasi penggunaan senyawa kimia sintetis sehingga kualitas hasil tanaman dan lingkungan tetap terjaga. Laboratorium Unit Fitopatologi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo memiliki beberapa koleksi isolat mikroba hayati diantaranya Trichoderma spp., bakteri endofit, cendawan endofit lokal yaitu mikroba yang bersifat endofitik dalam jaringan tanaman dan mampu menginduksi ketahanan tanaman terhadap penyakit tanaman,” terangnya lagi.
Koleksi isolat tersebut dapat diaplikasikan untuk bahan dasar pembuatan biopestisida yang diproduksi mandiri oleh petani secara massal pada limbah pertanian. Teknologi biopestisida ramah lingkungan berbasis mikroba hayati merupakan salah satu jalan keluar untuk mengatasi penurunan kualitas tanaman akibat penggunaan pestisida sintetis.
“Kegiatan PKM internal UHO yang dilakukan berhasil mentransformasi pengetahuan dan keterampilan tentang pengetahuan jenis-jenis OPT pada tanaman dan manfaat biopestisida berbasis mikroba hayati yang ramah lingkungan dalam mengendalikan OPT pada tanaman hortikultura khususnya tanaman tomat dan dampak negatif pestisida sintetik terhadap lingkungan dan konsumen (menghasilkan sayuran organik), cara memproduksi biopestisida berbasis mikroba hayati dengan memanfaatkan limbah pertanian,” beber Asniah.
Dalam kunjungan ini, dia menyebut, antusias petani dengan kegiatan ini cukup tinggi setelah mengetahui pentingnya pengendalian ramah lingkungan untuk menghasilkan produk organic dalam tanaman sayuran bagi kesehatan. Dalam kegiatan ini juga disampaikan banyak tanaman yang tidak bernilai secara ekonomis disekitar kita seperti tanaman bambu dan rumput gajah namun belum termanfaatkan dengan baik.
“Petani juga memahami dan dapat membuat biopestisida ramah lingkungan secara mandiri karena metode pembuatan yang sangat mudah dipahami dan dipraktekkan. Pupuk organic atau pestisida organic diperlukan kesabaran yang tinggi terutama dalam pembuatan dan hasil dari aplikasinya, karena tidak seperti halnya pupuk dan pestisida kimia setelah aplikasi hasilnya langsung terlihat dengan cepat. Perlu sosialisasi yang intensif untuk merubah pola pikir masyarakat tani untuk mau menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan sebagai input pertaniannya,” pungkas Asniah. (red)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/12/SEKTOR-PERTANIAN-PERKEBUNAN.png)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/12/SEKTOR-MINERAL.png)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/12/INDUSTRI-PENGOLAHAN.png)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/12/SEKTOR-PERIKANAN.png)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/12/SEKTOR-PARIWISATA.png)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241130-WA0007.jpg)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241128-WA0055.jpg)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241128-WA0053.jpg)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241128-WA0054.jpg)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241123-WA0011.jpg)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241123-WA0012.jpg)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/11/Desain-Iklan-KPU-Sultra-TATA-CARA-MEMILIH-scaled.jpg)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241123-WA0036.jpg)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241117-WA0051.jpg)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241116-WA0021.jpg)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241116-WA0017.jpg)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241116-WA0012.jpg)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241113-WA0061.jpg)
![](https://koranheadline.com/wp-content/uploads/2024/11/IMG-20241113-WA0066.jpg)