KORANHeadline.com, KENDARI – Tim dosen Universitas Halu Oleo (UHO) melalui program Pemberdayaan Berbasis Masyarakat (PBM) mengedukasi Kelompok Tani (Poktan) Bagea teknik budidaya Jeruk Siompu berbasis pupuk hayati Mikoriza, Kamis (8/7/2024) di Kecamatan Mawasangka, Buton Tengah.
Pengabdian ini diketuai Prof. Dr. Ir. Husna M.P, sedangkan anggota tim yakni Dr. Faisal Danu Tuheteru S.Hut., M.Si, Wa Ode Yusria S.P., M.Si dan melibatkan dua mahasiswa MBKM Jurusan Kehutanan FHIL UHO Nais Mawarsyah Lauti dan Muhammad Reski Siswanto.
Selain melibatkan poktan Bagea Kelurahan Mawasangka, tim pengabdian juga melibatkan pihak kecamatan, Balai Penyuluh Pertanian, termasuk 25 pelajar dari SMAN 1 Mawasangka yang didampingi langsung guru mata pelajaran Biologi.
Kepada media, Prof Husna mengungkapkan bahwa jeruk Siompu merupakan salah satu potensi sumberdaya alam yang dimiliki pulau Buton. Jeruk ini termasuk jenis yang memiliki penyebaran alami di Pulau Siompu dan telah dinobatkan sebagai jeruk termanis di Nusantara dan tentunya, jeruk siompu sebagai penghela ekonomi masyarakat Siompu.
“Namun, tren produksi buah jeruk pada kurun waktu 10-20 tahun terakhir terus mengalami penurunan. Banyak faktor yang turut berkontribusi diantaranya kondisi lahan, umur tanaman, praktek budidaya tanaman serta serangan hama dan penyakit (khusus penyakit CVPD). Olehnya itu, perlu upaya penyelamatan dan budidaya jeruk diluar Siompu. Salah satu daerah yang potensial dikembangkan jeruk siompu adalah Mawasangka dan kami telah memulainya dengan menanam 300 jeruk Siompu pada 2023,” ujar Prof Husna.
Menurutnya, untuk memulai pengembangan jeruk di Mawasangka maka perlu ada peningkatan kapasitas masyarakat atau kelompok tani terkait teknik budidaya jeruk Siompu melalui penyuluhan dan bimbingan teknis budidaya jeruk siompu berbasis pupuk hayati Mikoriza.
“Jadi kegiatan ini kita jelaskan secara teknis apa itu jeruk Siompu, bagaimana teknik budidaya dan penggunaan pupuk hayati Mikoriza. Kami juga berharap warga mengembangan jeruk ini di Mawasangka selain untuk menyelamatkan sumberdaya genetik jeruk Siompu dari keterancaman jenis dan penurunan produksi, juga untuk meningkatkan kehidupan ekonomi warga,” terang Guru Besar FHIL UHO tersebut.
Mantan Dekan Fakultas Pertanian UHO menambahkan, penggunaan pupuk hayati Mikoriza sangat penting untuk membantu tanaman tumbuh dengan baik. Pasalnya, pupuk hayati ini mampu bersimbiosis dengan tanaman inang dalam menyuplai unsur hara dari dalam tanah.
“Mikoriza merupakan cendawan yang mampu bersimbiosis dengan tanaman inang dan berperan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman budidaya. Mikozira memiliki hifa eksternal yang membantu menyerap hara makro dan hara mikro, termasuk membantu penyerapan air bagi tanaman. Berdasarkan penelitian 2015, FMA mampu meningkatkan pertumbuhan tinggi bibit kayu kuku sebesar 31-139 persen terhadap kontrol pada media inceptisol,” papar Prof Husna.
Riset pengembangan Jeruk Siompu ini dimulai sejak 2021 sampai sekarang. Karena keunggulan rasa dan kualitasnya, melalui Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan) RI, Jeruk Siompu telah dimasukkan sebagai jeruk unggulan nasional melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 742/Kpts/TP.240/7/97.
Untuk diketahui juga, kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dari hibah pengabdian skema Pemberdayaan Berbasis Masyarkat yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemendikbud Ristek Tahun 2024.
“Atas pendanaan ini, kami ucapkan terima kasih kepada Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian Kepada Masyarakat Kemendikbud Ristek. Kami juga ucapkan terima kasih kepada Ketua dan Anggota Kelompok Tani Bagea, Kelurahan Mawasangka atas kesediaannya menjadi mitra sasaran kami,” tutup Prof Husna.
Sementara itu, Camat Mawasagka, Sahirudin SPd mewakili Pemerintah Daerah Buton Tengah mengucapkan terima kasih sekaligus mengapresiasi kegiatan bimbingan teknis yang diberikan oleh tim dosen UHO kepada kelompok tani di Mawasangka. Menurutnya, kegiatan ini sangat baik untuk diikuti.
“Saya atas nama pemerintah kabupaten Buton Tengah sangat bersyukur masyarakat diberi ilmu pengetahuan terkait budidaya jeruk Siompu. Kedepan kami berharap masyarakat bisa mengembangkannya secara mandiri,” pintanya.
Kedepan, Sahirudin kembali berharap dosen dari FHIL UHO bisa mengadakan kegiatan serupa namun untuk komoditas lain seperti tanaman Jambu Mente, tentunya dengan input yang sama yakni penggunaan pupuk hayati Mikoriza.
“Saya berharap kedepan bisa mengadakan bimtek untuk jambu Mente berbasis Mikoriza, karena tanaman ini merupakan tanaman primadona nenek moyang kita dulu,” beber Sahirudin. (red/id)