KORANHeadline.com, KENDARI – Dalam semarak peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-79, Badan Karantina Indonesia (Barantin) melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Sulawesi Tenggara fasilitasi ekspor perdana kelapa bulat tujuan Tiongkok. Karantina Sultra menjamin kesehatan komoditas tersebut dengan volume sebanyak 646 ton.
“Ekspor perdana kelapa bulat langsung dari Kendari ke Tiongkok sebanyak 646 ton, senilai 2,52 miliar rupiah merupakan salah satu bentuk implementasi tugas Barantin, selaku ‘economic tools’ yang memfasilitasi akses pasar komoditas unggulan Indonesia dalam perdagangan internasional. Berdampak positif dalam meningkatkan ekonomi masyarakat dan devisa negara,” ujar Kepala Barantin Sahat M. Panggabean kepada wartawan di Kendari New Port, Senin (19/8).
Sahat juga menyampaikan salah satu fokus utama Barantin, yaitu menerapkan sistem ketertelusuran pada produk ekspor. Melalui ini, produksi komoditas dapat ditercatat sejak hulu hingga hilir, sehingga adanya penerapan sistem ketertelusuran dalam dokumen ekspor dapat membantu petani di daerah masuk ke pasar Internasional.
“Ketertelusuran komoditas pertanian ekspor harus dipastikan guna memberi jaminan terhadap kesehatan hewan, ikan dan tumbuhan serta keamanan dan mutu pangan serta pakan di negara tujuan,” jelas Kabarantin.
“Ekspor perdana ini diharapkan semua potensi ekspor terus berkembang, sehingga meningkatkan kesejahteraan petani, pelaku usaha, dan masyakarat, khususnya di Sulawesi Tenggara ini. Kami (Barantin) mengawal di hulu, memastikan kesehatan komoditas memenuhi persyaratan negara tujuan,” tambah Sahat.
Peningkatan Produksi Pertanian
Pada kesempatan yang sama Pj Gubernur Sulawesi Tenggara yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Sulawesi Tenggara, Asrun Lio menyampaikan pihaknya berkomitmen penuh untuk mendukung dan memfasilitasi pengembangan komoditas unggulan daerah.
“Kami akan terus berupaya menciptakan iklim usaha yang kondusif dan meningkatkan kapasitas produksi para petani dan pelaku usaha di Sulawesi Tenggara,” ungkap Asrun.
Jenderal ASN Sultra ini juga mengajak seluruh pemangku kepentingan mulai dari petani, pelaku usaha, dan dinas terkait dalam pengembangan produksi pertanian dan sub produknya agar kian melebarkan potensi ekspor produk asli dari Sulawesi Tenggara.
Komoditas perkebunan berupa kelapa bulat di wilayah Sulawesi Tenggara menjadi salah satu komoditas pertanian unggulan. Tercatat dari data IQFast (‘Indonesian Quarantine Full Automatic System’), frekuensi pengiriman kelapa bulat sepanjang 2024 ini telah dilalulintaskan sebanyak 1,66 ribu ton. Namun, hanya dilalulintaskan secara domestik atau antararea ke Surabaya dan Makassar.
Komoditas Unggulan Lain.
Selain kelapa bulat, terdapat komoditas lain asal Sulawesi Tenggara yang memiliki potensi ekspor, antara lain kopra, jagung biji, kakao biji, mede biji, cengkeh, tepung kelapa, biji pinang, dan pala. Hal ini bisa dilihat dari jumlah komoditas yang dilalulintaskan.
Data volume lalu lintas untuk kopra sebesar 28,46 ribu ton, jagung biji sebesar 39,99 ribu ton, kakao biji sebesar 5,83 ribu ton, mede biji sebesar 4,91 ribu ton, cengkeh sebesar 2,52 ribu ton. Kemudian untuk kelapa bulat sebesar 1,66 ribu ton, tepung kelapa 1,24 ribu ton, biji pinang sebesar 458 ton, dan pala sebesar 297 ton.
Sementara itu,Kepala Karantina Sulawesi Tenggara Azhar menyatakan terus berkoordinasi dengan pemangku kepentingan dalam mendorong ekspor di provinsi ini. “Harapan ke depannya ekspor komoditas pertanian dapat lebih meningkat, sehingga dapat menjadi nilai tambah yang besar untuk daerah Sulawesi Tenggara dan para petani,” ucap Azhar.
Hadir pada kegiatan ekspor perdana di antaranya Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP), Komandan Lanal, Kajati Sultra, G.M. Pelindo, Kepala Dinas Perkebunan, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Perternakan, dan Kepala Bea dan Cukai Kendari. (red/rls)