KORANHeadline.com, KENDARI – Tim Dosen Jurusan Kehutanan Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan (FHIL) Universitas Halu Oleo (UHO) melakukan Pengabdian Masyarakat Program Kemitraan Internal (PKMI) di Desa Wata Benua, Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel).
Tim ini diketuai Dr Ir Rosmarlinasiah MP, sedangkan anggota timnya yaitu Prof Dr Ine Fausayana SE MSi, Nurhayati Hadjar, SHut MP dan Hafidah Nur SP MSi. Kegiatan yang bertajuk “Introduksi Teknologi Pupuk Biosaka” ini diikuti 30 peserta yang berprofesi sebagai petani dari Desa Wata Benua dan Desa Abenggi yang dilaksanakan di Balai Desa Wata Benua dengan melibatkan tiga orang mahasiswa yang akan melaksanakan penelitian di wilayah tersebut.
Kepada media, Sabtu (21/10/2023), Dr Rosmarlinasian mengungkapkan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat khususnya para petani dalam membuat dan mengaplikasikan sendiri pupuk dan pestisida ramah lingkungan yakni pupuk cair Biosaka dengan biaya nol rupiah yang mampu menurunkan biaya produksi dan meningkatkan produktivitas tanaman.

“Pupuk cair Biosaka merupakan pupuk berbahan dasar dari kumpulan beberapa jenis dedaunan atau rumput segar yang sehat yang dicampur dengan air dan diremas dengan lembut hingga memperoleh larutan dengan warna yang stabil. Pupuk cair Biosaka yang diaplikasikan ke tanaman mampu memacu pertumbuhan dan meningkatkan produksi dan juga mampu melindungi tanaman dari serangan hama dan penyakit,” terangnya.

Selain itu, sambung Dr Rosmarlinasiah, penggunaan pupuk cair Biosaka mampu menghemat biaya pupuk kimia sintetis dan pestisida kimiawi 50-70 persen. Tanaman akan lebih cepat berproduksi dan produksinyapun lebih tinggi dari penggunaan pupuk kimia. Sejumlah wilayah di Indonesia telah mengaplikasikan pupuk cair Biosaka untuk tanaman pertanian dan perkebunan di lahan mereka, misalnya di Blitar, Bantul, Grobogan, Cilacap, beberapa wilayah di Bali, beberapa wilayah di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.
“Untuk itu Tim PKMi Jurusan Kehutanan FHIL UHO mencoba memperkenalkan melalui bimbingan teknis agar petani mampu membuat sendiri pupuk cair Biosaka sebagaimana wilayah lain di Indonesia sudah mengaplikasikan di tanaman mereka,” ungkap dosen Jurusan Kehutanan FHIL UHO ini.
Dr Rosmarlinasiah menambahkan, bimbingan teknis yang diinisiasi oleh Tim PKMI jurusan Kehutanan FHIL UHO ini, merupakan bentuk pengabdian pada masyarakat, sebagai salah satu tridharma perguruan tinggi yang dilaksanakan setiap tahun. Pada tahun ini bekerjasama dengan pemerintah desa Wata Benua dan kelompok tani di dua desa yaitu Desa Wata Benua dan Desa Abenggi, sehingga peserta yang hadir mayoritas dari kedua desa tersebut. Bimbingan teknis Pupuk Biosaka yang diberikan kepada masyarakat berupa cara memilih bahan, cara membuat, dan cara mengaplikasikan ke tanaman.
Sementara itu, Wakil Lembaga Pemerintahan Desa Wata Benua, Arifin menuturkan bahwa adanya bimbingan teknis pembuatan pupuk cair Biosaka sangat membantu petani di dua desa tersebut. Pasalnya, selama ini penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia harganya cukup mahal yakni Rp3 juta per hektar.
“Dengan adanya penggunaan pupuk cair Biosaka ini, maka diharapkan mampu menekan biaya pupuk dan pestisida hingga nol rupiah. Terimakasih kepada Tim PKMI jurusan Kehutanan yang sudah memilih wilayah kami sebagai tempat pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakatnya, semoga pada kegiatan pengabdian masyarakat selanjutnya tetap memilih desa kami,” ujar Arifin. (red/id)





