KORANHeadline.com, KONAWE SELATAN – Tim Program Kemitraan Masyarakat Internal (PKMI) Universitas Halu Oleo (UHO) melakukan bimbingan lapangan kepada kelompok tani (poktan) tanaman sayuran Desa Tanea, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) terkait produksi mandiri Biopestisida, Sabtu (14/10/2023).
Tim ini diketuai, Dr La Ode Santiaji Bande, SP MP. Sedangkan anggota tim yakni, Asniah SP MSi, Ir Syair MP, Waode Yusria, SP MSc dan Muhammad Botek SP MP, yang merupakan dosen Jurusan Proteksi Tanaman dan Agribisnis, Fakultas Pertanian UHO, Kendari. Tim juga melibatkan mahasiswa Proteksi Tanaman yakni Taufik Nur Rahman, Nurviana, Andini Aulia.
La Ode Santiaji mengungkapkan bahwa bimbingan lapangan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan petani tentang pentingnya pengendalian hayati dalam budidaya sayuran organik dan dampak pestisida sintetik terhadap lingkungan dan konsumen.
“Selain itu, memberikan pemahaman kepada petani sayuran akan teknik pengendali hayati yang berasal dari lingkungan sekitar yakni pemanfaatan tanah perakaran bambu sebagai tempat produksi sumber mikroba agensia hayati. Juga, meningkatkan keterampilan petani dalam memproduksi mikroba Trichoderma spp. sebagai bahan dasar biopestisida yang dapat digunakan sebagai pengendali hayati pada tanaman budidaya,” terangnya.
Pengendalian ramah lingkungan saat ini, sambung Dr La Ode Santiaji, terus dikembangkan seiring dengan tingginya permintaan konsumen terhadap pangan sehat (pangan organik). Salah satu pengendalian ramah lingkungan yakni pengendalian dengan menggunakan mikroba yang memiliki kemampuan antagonis sehingga mampu melindungi tanaman dari serangan OPT.
“Ketersediaan mikroba hayati yang merupakan bahan dasar pengendalian ramah lingkungan masih sangat sulit ditemukan sehingga dibutuhkan pengetahuan petani tentang jenis mikroba hayati dan bagaimana cara memperoleh sendiri. Isolasi mikroba hayati (antagonis) dapat dilakukan secara mandiri dengan mengisolasi dari tanah perakaran bambu, tanah rumput gajah, tanaman serai wangi, dan lainnya. Tanah perakaran bambu dan rumput gajah diketahui mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman budidaya baik di pesemaian maupun dilapangan diduga adanya mikroba antagonis yang menghuni tanah perakaran tanaman tersebut,” jelas La Ode Santiaji.
Menurut dosen Jurusan Proteksi Tanaman
tersebut, biopestisida ramah lingkungan berbasis mikroba hayati merupakan salah satu jalan keluar untuk mengatasi penurunan kualitas tanaman akibat penggunaan pestisida sintetis. Kegiatan PKM internal UHO yang dilakukan berhasil mentransformasi pengetahuan dan keterampilan tentang pengetahuan jenis-jenis OPT pada tanaman dan manfaat biopestisida berbasis mikroba hayati yang ramah lingkungan dalam mengendalikan OPT pada tanaman hortikultura khususnya tanaman tomat.
Termasuk, dampak negatif pestisida sintetik terhadap lingkungan dan konsumen (menghasilkan sayuran organik), cara memproduksi biopestisida berbasis mikroba hayati dengan memanfaatkan limbah pertanian. Dikesempatan ini, tim PKMI UHO juga tak lupa memberikan bantuan benih sayuran pada kelompok tani sayuran tersebut.
“Antusias petani dengan kegiatan ini cukup tinggi setelah mengetahui pentingnya pengendalian ramah lingkungan untuk menghasilkan produk organik dalam tanaman sayuran bagi kesehatan. Dalam kegiatan ini juga disampaikan banyak tanaman yang tidak bernilai secara ekonomis disekitar kita seperti tanaman bambu dan rumput gajah namun belum termanfaatkan dengan baik,” ujar La Ode Santiaji.
Diketahui, perguruan tinggi mengemban tiga tugas utama kegiatan akademik, yaitu menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, yang selama ini dikenal sebagai Tridarma Perguruan Tinggi. Pengabdian Kepada Masyarakat merupakan kegiatan penerapan IPTEKS yang meliputi kegiatan pengembangan, penyebarluasan dan pembudayaan IPTEKS. (red/id)