KORANHeadline.com, KENDARI – Dalam rangka memperingati Hari Bakti Rimbawan (HBR) ke 41, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerjasama dengan Pemprov Sultra dan Universitas Halu Oleo (UHO) melakukan penanaman 300 tanaman terancam punah di Kebun Raya UHO, Kamis (7/3).
Menteri LHK diwakili Analis Kebijakan Ahli Utama KLHK, Dr Ir Ruandha Agung Sugardiman MSc mengatakan, penanaman pohon serentak ini sebagai bagian dari upaya mitigasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup, dan percepatan rehabilitasi hutan dan lahan.
Termasuk sebagai upaya untuk memperbaiki kualitas lingkungan dengan memperbanyak tegakan tanaman juga meningkatkan kawasan dan pemahaman masyarakat umum atas pelaksanaan program pembangunan lingkungan hidup dan kehutanan khususnya kegiatan penanaman pohon.
Menurutnya, pohon memiliki manfaat multiguna untuk manusia dan seluruh makhluk hidup. Bukan hanya sebagai penyedia oksigen, tetapi juga menjadi tempat penyimpanan karbon yang tidak memiliki oleh makhluk hidup lainnya di bumi.
“Keberadaan pohon untuk keberlangsungan hidup manusia dan alam semesta, berperan penting dalam mengurangi emisi gas rumah kaca, sumber kehidupan makhluk hidup, menyimpan air, menjaga suhu udara, meredam kebisingan, dan mengurangi terjangan angin. Pohon juga menjadi solusi atas berbagai persoalan polusi udara,” ungkap Ruandha.
Terkait hal ini, dirinya mengajak seluruh rimbawan baik di Kementrian LHK, pemerintah daerah, bisnis leaders dan para aktivis, para pemangku kepentingan kepentingan yang ada dan seluruh masyarakat untuk dapat bersama bahu membahu memberikan kontribusi pemikiran dan kegiatan nyata di tingkat tapak secara masif dan terukur.
“Sebagaimana komitmen-komitmen yang selalu disampaikan pada berbagai forum global multilateral. Indonesia memandang sangat penting untuk memastikan bahwa komitmen-komitmen tersebut dipenuhi melalui kebijakan dan aksi-aksi nyata, untuk menurunkan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya melalui Indonesia’s FOLU Net Sink 20230, salah satunya dengan menanam dan memelihara pohon sebanyak mungkin,” terangnya.
“Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi yang tinggi kepada Pemda Provinsi dan Pemda kabupaten/kota serta semua pihak yang telah mendukung kegiatan penanaman serentak di seluruh Indonesia. Semoga semua berjalan dengan lancar dan dapat meningkatkan pemahaman atas upaya kita bersama untuk menjaga dan mengelola lingkungan dab hutan, serta menjadi tambahan amal ibadah kita semua,” tambah Ruandha.
Ditempat sama, Kepala UPT Kebun Raya UHO, Dr Hj Ir Leomo MSi merasa bangga atas pemilihan Kebun Raya UHO sebagai tempat penanaman serentak dalam rangka memperingati Hari Bakti Rimbawan (HBR) ke 41.
“Terus terang kami senang sekali paling tidak sekarang masyarakat tahu bahwa ada Kebun Raya UHO. Kebetulan mereka (KLHK) meninjau lokasi dan katanya cocok yang penting tanaman kita bisa ditanam. Makanya masuklah 159 dari kebun raya (koleksi kami) sebagian dari mereka tetapi ada beberapa tanaman yang disulam yang pernah ditanam mati. Jadi kami senang sekali Artinya kami sangat terbantu,” ujar dosen Faperta UHO tersebut.
Sementara itu, Ketua Asosiasi Mikoriza Indonesia (AMI) yang juga ikut dalam aksi ini, Prof Husna Faad mengucapkan selamat sekaligus mengapresiasi gerakan penanaman pohon serentak yang digagas KLHK RI. Menurut Guru Besar FHIL UHO penanaman pohon merupakan langkah baik dalam pemulihan dan pelestarian lingkungan.
“Hari ini kami ikut menanam 10 tanaman endemik seperti Kalappia celebia. Ini merupakan tanaman endemik Sulawesi dan sudah terancam punah sehingga perlu kita selamatkan,” ujarnya usai kegiatan penanaman serentak.
Prof Husna menuturkan sebagai Ketua AMI, pihaknya akan terus menjalin kolaborasi dan sinergitas dengan Kebun Raya UHO dalam misi penyelamatan jenis-jenis pohon endemik Sulawesi terancam punah.
“Kolaborasi kita selama ini berjalan baik. Apalagi sekretaris Kebun Raya kini merupakan pengurus AMI, jadi akan sering kita kolaborasi untuk penanaman berbagai jenis tanaman terancam punah seperti kayu hitam, bitobito, kayu kuku dan kalapi sehingga disini bisa menjadi lokasi riset baik itu AMI maupun UHO,” terang Prof Husna. (red/id)