KORANHeadline.com, KENDARI – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) bersama Badan Karantina Indonesia melalui Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Sulawesi Tenggara (Karantina Sultra) melepas pemberangkatan ekspor perdana
56 ton biji pinang senilai Rp 434 juta ke Iran.
Ekspor biji pinang ini dilepas secara langsung oleh Pj Gubernur Sultra, Andap Budhi Revianto didampingi Plt. Deputi Bidang Karantina Tumbuhan, Bambang
di Kendari New Port, Kelurahan Bungkutoko, Senin (29/1/2024).
Saat ini komoditas biji pinang wilayah Sultra menjadi penyangga ekspor wilayah lain. Daerah penghasilnya tersebar di enam wilayah, yakni Kabupaten Konawe, Kota Kendari, Kota Bau-Bau, Kabupaten Konawe Selatan, dan Kabupaten Kolaka. Daerah tujuan, yaitu Jakarta, Surabaya, Medan, dan Semarang.
“Meski tidak masuk lima besar daerah wilayah penghasil pinang terbesar Indonesia, tetapi Sultra dapat ekspor ke Iran. Berkat kerja sama pemerintah daerah dan pusat dalam mendukungan fasilitasi ekspor ini,” ungkap Pj. Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto dalam sambutannya.
Ekspor perdana ini, Andap berharap, sebagai stimulan untuk meningkatkan produktivitas subsektor perkebunan dan lainnya. Tahun 2021, Andap mengatakan jumlah komoditas ekspor asal Sultra mencapai 13 jenis, sedangkan 2023 menurun. Tahun 2024 ini jumlah jenis komoditas ekspor bisa sama atau lebih dari tahun 2021.
Ditempat sama, Bambang menambahkan, ada tiga fokus utama program Badan Karantina Indonesia setelah integrasinya lembaga, yakni digitalisasi layanan, revitalisasi laboratorium, dan penguatan SDM. Karantina juga memiliki tugas sebagai “economic tools” untuk memfasilitasi akses pasar dunia komoditas pertanian dan perikanan.
“Setelah integrasi, Karantina memiliki kewenangan tugas yang lebih luas. Tidak lagi hanya mencegah masuk, keluar, dan tersebarnya hama penyakit hewan karantina, hama penyakit hewan ikan dan organisme pengganggu tumbuhan karantina, tetapi juga terkait pengawasan keamanan dan mutu pangan, keamanan dan mutu pakan, dan lainnya sesuai regulasi,” jelas Bambang.
Dirinya mengapresiasi Karantina Sultra yang menginisiasi ekspor perdana komoditas asal Kendari, berupa biji pinang ke Iran. “Semoga ke depannya ekspor komoditas lainnya dapat terealisasi. Bisa juga dengan kapal yang mengangkut tambang sekalian komoditas pertanian satu atau dua peti kemas,” ucap Bambang.
Sementara itu, Kadis Perkebunan dan Holtikultura Provinsi Sultra, Haruna menyatakan bahwa ekspor perdana biji pinang dari Sultra ke Iran, yang diinisiasi oleh PT. Sentra Mitra Mandiri, mencerminkan potensi luar biasa dari sektor perkebunan dan hortikultura di wilayah mereka.
“Saya melihat bahwa langkah ini bukan hanya sukses ekonomi semata, tetapi juga menciptakan dampak positif pada petani lokal dan seluruh rantai pasokan. Biji pinang Sulawesi Tenggara memiliki kualitas unggul, dan ekspor perdana ini membuka peluang baru bagi petani untuk memperluas pasar mereka,” terang Haruna.
Haruna berharap keberhasilan PT. Sentra Mitra Mandiri ini menjadi pemicu bagi pelaku usaha lainnya untuk terlibat dalam perdagangan internasional. Ini adalah langkah penting dalam mengangkat pamor Sulawesi Tenggara di mata dunia dan membuktikan bahwa kita dapat bersaing secara global.
Ia juga menegaskan bahwa biji pinang Sulawesi Tenggara memiliki kualitas unggul, dan ekspor perdana ini membuka peluang baru bagi petani untuk memperluas pasar mereka. Dalam konteks ini, Haruna megatakan semua ini sesuai arahan dari Pj Gubernur Sultra, yang memberikan dorongan dan dukungan signifikan untuk mengembangkan perdagangan internasional.
“Terima kasih kepada PT. Sentra Mitra Mandiri, pelaku usaha lokal, dan semua pihak yang terlibat dalam pencapaian luar biasa ini. Semoga ekspor perdana ini menjadi awal dari banyak prestasi positif di masa depan,” pungkasnya.
Diektahui, Sultra memiliki komoditas potensi ekspor di sektor pertanian. Berdasarkan data IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automatic Sistem) komoditas unggulan tahun 2023 yang memiliki potensi untuk diekspor adalah kopra sebanyak 28,46 ribu ton, jagung biji 39,99 ribu ton, kakao biji 5,83 ribu ton, biji mede 4,91 ribu ton, cengkeh 2,52 ribu ton, kelapa bulat 1,66 ribu ton, tepung kelapa 1,24 ribu ton, biji pinang 458 ton, dan pala 297 ton. (red/id)