KORANheadline.com, KENDARI – Masalah stunting menjadi persoalan serius pemerintah saat ini. Tidak hanya menjadi fokus tingkat pusat, melainkan juga di daerah, tak terkecuali di Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari.
Dibawah komando Muhammad Yusup sebagai Pj Walikota, Pemkot tahun ini kembali meluncurkan jurus terbaru guna mempercepat penurunan angka stunting.
Kepala Badan Perencanaan Pmbangunan Daerah (Bappeda) Kota Kendari, Cornelius Padang SE MSi mengungkapkan, pihaknya kini mengaungkan program gizi bagi anak stunting. Harapannya, balita maupun anak di kota lulo tercukupi kebutuhan gizi mereka.
“Fokus utama pemerintah adalah memperkuat integrasi program-program gizi yang sudah ada, dengan memperhitungkan analisis situasi yang cermat, terutama dalam mengidentifikasi sebaran stunting, ketersediaan program, dan potensi hambatan yang mungkin muncul,” ujarnya.
Langkah awal pada bulan Januari-Februari 2024, pihaknya sudah melakukan analisis menyeluruh untuk memahami secara mendalam sebaran stunting di seluruh kelurahan Kota Kendari.
“Evaluasi dilakukan terhadap ketersediaan program yang sudah berjalan, dan kendala-kendala yang memungkinkan menghambat integrasi intervensi gizi. Hasil dari analisis ini menjadi landasan penting untuk menyusun rencana kegiatan pada bulan Februari-Maret 2024,” terang Cornelius.
Mantan Kadis Perumahan menyebut, rencana yang sudah disusun bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan integrasi intervensi gizi dengan pendekatan yang lebih efektif dan terarah.
“Puncak dari semua upaya ini adalah acara yang sangat dinanti, yakni Rembuk Stunting pada bulan Maret 2024. Melalui forum ini, semua pihak yang terlibat, dari pemerintah daerah hingga masyarakat luas, akan bergabung untuk merumuskan strategi konkret dalam menangani stunting di Kota Kendari,” beber Cornelius.
Katanya, sebagai lokus stunting tingkat nasional sejak 2022, Kota Kendari telah menetapkan target untuk menurunkan angka stunting. Dengan pencapaian penurunan stunting dari tahun 2021 hingga 2022 sebesar 24% menjadi 19,5%, serta target penurunan stunting pada tahun 2023 sebesar 17%, Kota Kendari menetapkan target baru untuk tahun 2024 yaitu mencapai angka stunting sebesar 14%.
“Untuk mencapai target ini, pemerintah memfokuskan pada kelurahan yang menjadi lokus stunting selama 2 atau 3 tahun terakhir. Data prevalensi stunting dan keluarga berisiko stunting menjadi dasar dalam merancang program-program intervensi yang lebih spesifik dan terukur, guna memastikan upaya percepatan penurunan stunting dapat dilakukan secara efektif,” ujar Lius sapaan akrabnya.
Selanjutnya, pada Desember 2023, seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait di Kota Kendari mulai melakukan pengumpulan data indikator cakupan layanan. Tindakan ini bertujuan untuk merancang strategi yang lebih efektif dalam mengatasi masalah stunting di Kota Kendari.
Proses Analisis Situasi dimulai pada bulan Januari 2024, di mana lokus stunting untuk tahun 2025 akan ditentukan melalui serangkaian diskusi dan evaluasi. Selama waktu yang sama, dilakukan juga Focus Group Discussion (FGD) untuk melakukan pemetaan terhadap program-program dan kegiatan yang sudah ada.
Setelah proses analisis selesai, pada bulan Februari 2024, dilakukan penyusunan rencana kegiatan oleh Bappeda dan OPD terkait. Puncak dari upaya percepatan penurunan stunting adalah Rembug Stunting pada bulan Maret 2024.
Dalam beberapa bulan berikutnya, implementasi aksi-aksi konvergensi akan dilakukan, termasuk penetapan Peraturan Walikota tentang kewenangan kelurahan terkait penanggulangan stunting, pembinaan kader pembangunan manusia, pengelolaan data stunting, pengukuran dan publikasi data stunting oleh Dinas Kesehatan, serta reviu kinerja tahunan oleh Bappeda, Sekda, dan OPD terkait.
“Dengan kolaborasi yang terintegrasi antara pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan, diharapkan target penurunan stunting dibawah 14% dapat tercapai untuk menciptakan generasi yang lebih sehat dan berkualitas di Kota Kendari,” pungkas Lius. (red/id)